Jumat, 24 Desember 2021

#ThisIsUsBagian04-Step By Step

Sebelumnya aku pernah cerita nggak sih kalau kita ini bukan geng, kayaknya pernah sih ya. Siapapun kita nggak merubah ikatannya mulai dulu sampe sekarang, setiap dari kita udah punya cerita berbeda. Buat kalian yang masih kuliah semangat terus, apalagi di masa pandemi kayak gini, pasti berat. Hampir seluruh kampus di Indonesia sistem perkuliahannya secara daring, tapi di akhir tahun 2021 ini beberapa kampus mulai menggelar perkuliahan secara offline. Buat kalian yang udah pada lulus kuliah,  apasih hal menarik buat kalian tentang proses perkuliahan ? tentu kalian punya part-part yang berkesan atau sesuatu yang membekas nggak bisa dilupain selama kuliah. Proses menempuh perkuliahan seperti: tugas, ujian, KKN, magang, skripsi, dan wisuda itu adalah perjalanan kuliah secara formal, ya standartnya begitu tapi bisa jadi disetiap kampus ada bagian yang nggak ada. Nah kebetulan di fakultasku terutama di prodiku semua perjalanan itu ada semua, masih ada PKL juga sih, lumayan panjang ya teman-teman, tapi itulah proses ya kan. Sebelumnya aku udah pernah cerita salah satu mata kuliah yang aku pernah tempuh bareng mereka, ya mereka This Is Us begitu lah kira-kira kita nyebutnya, di grup whatsapp lain lagi namanya, emang agak nggak jelas namanya tapi yaudahlah haha. Aku dan temen-temenku ngalami proses itu tentunya, cuma cara kita menjalaninya kadang beda. Gimana sih kalau kalian temenan pasti apa-apa itu kalau bisa bareng jadi biar ada temenya, kita juga gitu cuma ya kadang kita juga nggak bisa maksain sesuatu yang nggak bisa buat dipaksain, jadi ikutin aja alurnya. 

Setelah proses KKN adalah magang, aku nggak bisa ambil magang dulu karena ada mata kuliah yang harus aku selesaikan waku itu, sedangkan Wilda, Putri, dan Firsta berencana buat magang di salah satu stasiun televisi lokal di Surabaya. Aku nggak begitu tahu jelas gimana ceritanya, yang pasti Wilda sama Putri nggak jadi daftar magang, sedangkan Firsta tetep berangkat ke Surabaya buat magang di stasiun televisi lokal tersebut. Setelah siap ngambil magang aku akhirnya daftar magang bareng Wilda, Putri, dan Dita di sebuah Production House di Yogyakarta, cukup jauh ya kan, tapi ketiga temenku semangat banget magang disana. Alhamdulillahnya pengajuan kita ke PH tersebut di setujui dan kampus juga menyetujui, berangkatlah kita ke Yogyakarta. Sesuai aturan, proses magang dilakukan selama 45 hari, dan beruntungnya lagi kita dapet tempat tinggal yang deket banget dari tempat magang. Kita juga beruntung lagi ternyata PH tempat kita magang lagi ada projek pembuatan  film pendek, jadi kita bisa ikut proses pembuatannya secara langsung. Selain kita ikut proses pembuatan film pendek, pihak PH juga memberikan kita tugas untuk membuat cerita dan video pendek. Magang waktu itu cukup happy sih, agak nggak berasa kayk magang ya, lebih kayak liburan tapi intinya apapun yang dikerjain kalau dari hati pasti happy meskipun tugasnya lumayan berat. Aku udah berusaha cari dokumentasi pas kita magang tapi nggak banyak sih.


          

Begitulah kira-kira magang kita, after magang kita udah mulai ambil jalan masing-masing karena proses skripsi itu panjang dan setiap dari kita punya proses yang beda. Siapa sih yang nggak greget sama proses skripsi, mulai dari pengajuan judul, sempro, sampe sidang. Sebelumnya aku udah pernah cerita kalau di prodi aku ada dua sistem ujian akhir yaitu kajian dan karya. Nah kita berlima ambil skripsi diwaktu yang nggak barengan karena satu dan lain hal, untuk Wilda, Dita, Firsta dan aku ambil skripsi dengan sistem kajian dan Putri memilih untuk membuat karya dengan mayor Penulisan Naskah. Skripsi dengan sistem karya prosesnya lebih panjang karena ada tambahan pagelaran karya, uji khalayak dan sidang, sedangkan yang ambil sistem kajian setelah seminar proposal, bimbingan revisi, lalu sidang. Wilda yang saat itu lebih siap maju dulu, jadi dia lebih dulu melewati segala proses skripsi, mulai pengajuan judul, sempro hingga sidang. Kemudian di ikuti Putri dengan segala kerumitan skripsi karya naskahnya akhirnya juga bisa melewati proses skripsi, lalu dilanjut Dita yang ambil skripsi kajian, kemudian aku dan Firsta juga ambil skripsi kajian. Bisa dibilang aku sama Firsta barengan waktu proses skripsi meskipun Firsta sempet ngilang bentar karena urusan kerjaan, tapi akhirnya bisa selesain skripsi juga.

Nggak gampang buat seorang Wilda anak perempuan pertama dari tiga bersaudara, gimana sih beban anak pertama, pasti orang tua sangat berharap pada anak pertama, apalagi Wilda di Jember juga ngekos, apa-apa sendiri, tapi seperti yang aku tahu tentang Wilda, dia orang yang santai nggak suka ribet, tapi selalu dibikin ribet sama orang-orang disekitarnya, yang sabar ya Wil, aku tahu kamu orangnya sabar banget. Penyabar yang suka jalan-jalan hahaha. Wilda akhirnya bisa selesain skripsinya waktu itu, proud of you.

      

Wisuda Wilda


Wilda udah lulus nggak lama Putri juga, proses skripsi karya emang beda, diatas aku udah jelasin. Putri itu orangnya pinter, dan sebenernya bisa cuma kadang dia itu bisa gampang down, nggak yakin dengan apa yang dia kerjakan, tapi Putri bukan orang yang gampang nyerah, kadang Putri hanya butuh waktu buat mencerna, dan melakukan hal yang buat dia happy. Skrispsi Putri waktu itu adalah karya dengan mayor penulisan naskah, jadi Putri buat naskah film pendek fiksi, setelah melakukan seminar proposal sampai bab 3, lanjut dengan pagelaran, pagelaran waktu itu di kampus, dengan membuat storyboard berukuran A3 dipigora, alhamdulillah pagelaran karya lancar, proses selanjutnya adalah uji khalayak yang dilanjut sidang. Kita semua yang udah ngelewati prosesnya, pasti tahu gimana pusingnya, bolak balik kampus, nungguin dosen untuk bimbingan revisi, yang aku tahu Putri bukan orang yang sabaran tapi dalam proses ini Putri bisa lewati dengan sabar, always proud of you Put. 



Selanjutnya yang udah selesain kuliahnya adalah Dita, dia adalah strong women, gimana nggak strong anak pertama juga sama kaya Wilda, anak rantau juga, jauh juga dari orang tua, bukan beda kota, beda negara. Dita di Indoenesia, ibunya di Singapur, tapi Dita asli orang Banyuwangi masih ada saudara di Banyuwangi, tapi gimanapun juga yang namanya jauh dari orang tua itu itu nggak enak, kalau ada perlu semua dilakuiun sendiri, diselesain sendiri. Mungkin Dita juga udah terbiasa dengan sikon yang kayak gitu, jadi itu yang buat Dita jadi strong. Aku mungkin nggak banyak tahu tentang Dita meskipun kita temenan, tapi dari sudut pandangku, Dita orang yang kuat, selama proses skripsi ini Dita juga ngalamin hal yang sama, nunggu dosen seharian, harus revisi bolak balik, yang aku tahu saat itu dosen bimbingan Dita juga bukan orang yang mudah memberikan acc, tapi karena Dita selalu punya cara untuk ngadepin dosen jadi semua proses skripsi bisa terlewati, meskipun dengan revisi dan revisi. Akhirnya skripsi Dita selesai, aku tahu kamu orang baik, proud of you, dan Dita pasti happy banget karena Ibunya hadir saat wisudanya waktu itu.



Oke next ada aku sama Firsta, ya bisa dibilang aku sama Firsta bareng prosesnya, meskipun wisudanya nggak bareng. Kita sama-sama ambil skripsi kajian. Meskipun nggak beneran bareng, tapi selama proses pengerjaan kita saling info saling bantu, kadang nunggu dosen juga barengan, waktu itu belum di serang covid jadi kegiatan di kampus masih aktif. Aku sama Firsta paling telat sih diantara mereka, jangan ditiru ya teman-teman. Aku sama Firsta juga nggak pengen telat cuma aku dan Firsta punya faktor kendala masing-masing, nggak bisa dibenarkan atau dijadikan alasan cuma ya seperti itu yang sudah terlewati. Aku disini nggak bakal bahas aku tentunya, skip aja langsung ke Firsta. So, Firsta telat karena dia sempet ada niat buat nggak lanjut tapi akhirnya dia ambil keputusan yang tepat dengan melajutkan proses skripsi, padahal udah tinggal sidang aja. Aku nggak tahu pasti faktor utamanya apa, yang aku tahu Firsta pada saaat itu memang kerja sambil skripsian. Firsta anak pertama dari dua bersaudara, dia milih buat kerja sambil skripsi, tapi hal itu cukup bikin rumit karena lokasi kerjanya di Surabaya, sedangkan dosen di Jember, waktunya nggak bisa full untuk ngurus skripsi, bimbingan-ketemu dosen dan lain sebagainya. Niatnya buat berhenti ditengah jalan sempet terpikir tapi terus kemudian Firsta mutusin buat lanjut, Fisrta harus bolak balik Jember-Surabaya, ya gimana itu resiko, meskipun dosen masih mengijinkan bimbingan secara online tapi, untuk pengurusan sidang, Firsta mau nggak mau harus balik Jember untuk ngurus langsung. Setelah proses yang melelahkan itu, alhamdulillah Firsta lulus waktu itu, proud of you Iput.

Ngomongin soal kelulusan kebetulan yang buruk, wisuda aku dan Firsta tidak sama dengan wisuda teman-teman yang lain karena pandemi covid-19. Wisuda yang seharusnya dilakukan secara langsung, malah berubah menjadi wisuda online, itupun sempat terntuda karena kondisi aturan yang berubah-ubah membuat kampus juga kurang tegas dalam mengambil keputusan terkait wisuda terutama di tahun 2020 saat itu. Hal itu membuat banyak mahasiswa kecewa, tapi apa daya kita nggak bisa berbuat banyak. Pada waktu wisuda Firsta, dia ajakin kita buat fotoo bareng, karena kebetulan kita wisudanya nggak bareng dan belum pernah foto bareng pake toga, ada kesempatan foto bareng meskipun nggak pake toga paling nggak ada satu simbol yang bisa dipake buat melambangkan kalau kita udah penah wisuda. Jadi habis Firsta foto bareng keluarganya, kita foto bareng sambil bawa medali khas wisuda.




Perayaan kelulusan Wilda dan Putri






Kamis, 26 Agustus 2021

#FiranlientStory10-Next Level

Semua mahluk yang hidup pasti berproses, tumbuh dan berkembang, jatuh dan bangun. Setiap proses yang diusahakan tidak akan pernah menjadi sia-sia, sekalipun hal tersebut tidak seperti apa yang kita harapkan, paling tidak kita bisa belajar dari hal itu. Setelahnya berproses lagi dan lagi, begitu seterusnya. Ya aku masih berada di fase berproses. Berusaha menghargai apapun yang aku punya saat ini meskipun terkesan sangat lambat, bahkan dari awal. Setelah masa ujian akhir yang panjang dengan segala hal yang menghambat akhirnya selesai, bukan benar-benar selesai. Ini adalah awal, seperti membuka halaman baru dengan chapter yang berbeda, entah akan menjadi seperti apa karena awal dari halaman baru ini diawali dengan sebuah ketidakberuntungan. Kita nggak akan bahas ketidakberuntungan itu akan terdengar sangat membosankan kalau dijabarkan, atau memang akan terasa sangat menyebalkan untuk diceritakan.

Sampai difase mana kalian semua ? semoga difase yang kalian harapkan. Begitu juga dengan sahabat-sahabatku. Kita juga berada difase yang baru, semua diawali dari Lena. Firanlient  akhirnya pecah telor, nggak disangka-sangka Lena akhirnya nikah. Kita semua hampir nggak pernah tahu gimana kisah cinta Lena sama pasangannya yang sekarang, yang kita tahu Lena sudah bertemu dengan seseorang yang serius dan mungkin orang yang tepat buat Lena. Lena menikah dengan kakak tingkat di perguruan tinggi hampir dari kita tidak ada yang mengenal siapa dan bagaimana pasangan Lena. Apapun pilihan Lena kita selalu support selama hal itu baik buat Lena. Moment ini jadi moment Firanlient bisa kumpul meskipun tetep ada yang absen satu, ya Debbie, yang awalnya bakal dateng pas hari H tiba-tiba cancel dateng. Entahlah mungkin memang ada yang emergency. Konsep nikah modern dengan tema warna coklat muda dan gold buat atmosfer acara berasa elegan. Karena baru pertama kali itu ketemu pasangan Lena, first impressionnya baik sih, kayaknya ramah, nggak kaku. We happy for you Lena, semoga samawa, welcome to new journey, happy wife. 


Lena's Wedding

Bahagia ketika tahu sahabat kita akhirnya bertemu dengan jodohnya. Setelah Lena diantara kita masih menerka-nerka siapa selanjutnya yang bakal nyusul Lena. Siapappun itu semoga dapet jodoh yang tepat, karena menikah bukan hal yang bisa dibuat main-main. Kita semua berharap pernikahan kita hanya terjadi sekali seumur hidup. Setelah Lena kabar bahagia selanjutnya datang dari Tisa. Kita semua tahu kisah Tisa dengan pasangan sebelumnya yang bisa dibilang pasangannya toxic, tapi setelah lama kita nggak denger kabar hubungnan Tisa sama si toxic tiba-tiba Tisa ngepost foto engagement dengan seorang laki-laki yang terbilang cukup baru di circle kita. Sebelumnya aku sendiri sudah pernah dengar tentang mas itu dan ternyata dialah orang yang berani serius dengan Tisa. Alhamdulillah semoga orang yang tepat, ternyata proses Tisa menuju hari bahagia sangat cepat, karena memang pada dasarnya hal baik harus disegarakan begitulah diagamaku diajarkan. Prosesnya cukup cepat tapi bukan berarti terburu-buru. Pernikahan dengan konsep adat jawa sangat kental di pernikahan Tisa dengan pasangan, mulai baju hingga dekorasi. Jangan tanya aku yang mana, aku datang tapi nggak ikut foto karna datang terlambat. Bukan itu yang penting, tapi doa dan harapannya untuk Tisa dan pasangan. Hai Tisa, akhirnya bisa keluar dari toxic relationship dan ketemu sama seseorang yang benar-benar serius, tanpa membawa embel-embel apapun. Semoga samawa doanya sama kayak sebelumnya hanya saja kita semua lega akhirnya Tisa berani ambil sikap. We love you, everything you choose. Just to be happy.

Tisa's Wedding


Nggak jauh dari Tisa kabar bahagia dateng dari Debbie. Debbie juga akhirnya bakal nikah dengan seseorang yang selama ini ada di samping Debbie cukup lama sekitar 8-9 tahun. Kita semua udah tahu Debbie punya pasangan dan mereka pacaran juga udah lama sekitar 8-9 tahun kalau aku nggak salah *maaf  ya Deb kalau salah hehe. Antara kaget dan nggak sih sebenernya cuma apapun itu kita semua ikut seneng akhirnya hubungan mereka dibawa kejenjang yang lebih serius. Siapa sih yang nggak pengen punya hubungan yang langgeng, pacaran lama dan akhirnya nikah. Kayak idaman banget gitu, tapi aku yakin sih itu semua nggak gampang pertahanin hubungan selama itu akhirnya bisa nikah sama orang yang selama ini sama kita. Proud banget sama Debbie bisa nunggu selama  itu, nggak satu atau dua tahun coy, ini 8-9 tahun lama banget. Meskipun diluar sana bisa jadi ada yang lebih lama, tapi di circle kita ada juga ternyata yang  punya hubungan lama tapi akhirnya nikah. Konsep nikahan Debbie juga sama kayak Tisa pake adat Jawa cuma bedanya, dekorasi Debbie lebih ke modern jadi adat Jawa tapi elegan gitu. Selamat untuk Debbie penantian selama ini berujung bahagia ya Deb, selamat. Semoga keluaga baru di penuhi keberkahan, happy wife, with love.

Debbie's Wedding

Masuk fase ini dimana secara umur atau bahkan secara kesehatan kita siap untuk sebuah kehidupan pernikahan tetapi nyatanya menikah bukan hal sederhana. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah pernikahan. Keluarga, komitmen dan cinta, yang menurutku menjadi penting dalam sebuah pernikahan meskipun ada satu hal lagi yang kalian semua pasti tahu, tapi kembali lagi ini berdasarkan sudut pandangku. Pasti dari kalian akan berbeda juga dalam menilai sebuah pernikahan, hanya saja pada akhirnya semua mengharapkan yang terbaik dalam pernikahannya. Begitu juga dengan sahabatku yang lain, apapun pilihan kalian dalam sebuah pernikahan semoga sebuah keputusan yang baik, karena sahabatku yang sudah menikah telah memutuskan hidup dengan pilihan hatinya sendiri. Kabar baik kembali datang dari Nisa, memang sebelumnya Nisa sudah pernah bercerita tentang rencana pernikahannya dengan seseorang laki-laki yang tidak asing buat kita semua. Hampir tidak percaya dengan kabar ini karena yang kita semua tahu Nisa tidak terlihat seperti seseorang yang serius akan menikah. Kita memang nggak bisa menilai keseriusan seseorang hanya karena kita mengenalnya, Nisa berubah dalam hal ini, kali ini dia benar-benar hanya memilih satu orang sebagai pasangan hidupnya. Alhamdulillah, berubah menjadi lebih baik adalah hal yang besar. Selamat untuk Nisa, karena sebelumnya kita udah dapet bocoran tanggal pernikahan, dan di tanggal itu sangat tidak memungkinkan untuk datang. H+3 hari Raya Idul Fitri pernikahan Nisa, tidak memungkinkan untuk datang, karena pasti aku pulang kampung, maklum orang rantau. Pada hari H, bener aku nggak bisa datang, cuma berkirim ucapan selamat via chat sekaligus permintaan maaf karena tidak bisa hadir, sedih sebenarnya tapi mau gimana lagi. Mungkin akan sangat mengecewakan buat Nisa, karena yang hadir hanya Tisa. Ada atau tidak adanya kita yang nggak bisa dateng, bukan kita nggak mau dateng tapi masing-masing dari kita memang berrhalangan hadir karena sesuatu yang nggak bisa ditinggal, percaya Nis kita selalu doakan yang terbaik buat kamu, samawa dan dilimpahi keberkahan. Congratulation for your wedding, always happy for you, and enjoy to be wife.


Nisa's Wedding

Wahh ini semakin menarik tinggal aku dan Firsta, hemmm kira-kira siapa next ??? akupun bertanya-tanya, yang pasti diantara kita berdua yang berharap nikah selanjutnya adalah Firsta. Woy, First makanya kurang-kurangin mainnya, cari yang serius jangan cari yang suka main-main. Gimana mau cepet nikah kalo dapetnya yang suka main-main. Selamat buat kalian semua yang sudah membentangkan layar buat berlayar dilaut lepas yang sangat luas, dan kalian pasti bakal nemuin tempat baru yang indah. First kita kayaknya perlu banyakin doa ya, biar cepet nyusul mereka hehe, tapi inget ya gaess pernikahan bukan sebuah perlombaan, hidup kita jauh lebih berharga dari pada untuk dilombakan dengan hidup orang lain. Menikah diumur berapapun tidak akan menjadi masalah asalkan tujuan kalian tidak berubah dan ada usaha untuk hal itu. Buat keputusan yang terbaik saat waktu itu datang, tidak buru-buru tapi bukan berarti tidak berusaha. Semangat untuk kita semua yang sedang berusaha bertemu dengan jodoh, bisikin yang di Atas buat segera mempertemukan kalian.